Selasa, 24 Mei 2016

RTRW Kota Bima

setiap kota pasti mempunyai arahan tersendiri dalam hal ini kota Bima sendiri mempunyai arahan kota, peran serta fungsi yang harus di emban baik dalam skalah wilayah, provinsi maupun skala nasional berikut RTRW Kota Bima , just klik and you will got it !! http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/opac/themes/bappenas4/templateDetail.jsp?id=131193&lokasi=lokal

Senin, 23 Mei 2016

Peran kota Bima dalam skala provinsi

Kota Bima mempunyai berbagai potensi bahkan segudang kekayaan alam yang indah. Maka dari itu Kota Bima sendiri berkontribusi untuk NTB dalam hal strategi penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan yang menunjang sistem pemasaran produksi pertanian, perikanan, dan wisata bahari. Peran ini adalah salah satu tugas yang di emban oleh kota Bima agar meningkatkan pendapatan bagi provinsi NTB sendiri.

Selain itu agrobisinis juga menjadi salah satu andalan kota Bima untuk provinsi NTB. Selain untuk menyokong kebutuhan berbagai jenis kebutuhan bagi provinsi NTB hal ini juga bisa menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal yang minim pendidikan dan keterampilan sehingga sektor pertanian bisa menampung masyarakat ini.

Dalam aspek transportasi laut kota Bima juga di jadikan pelabuhan pengumpan dalam skala provinsi sekaligus menjadi peenyebrangan lintas provinsi yaitu Pelabuhan Sape di Kecamatan Sape;penyebrangan terdiri atas : Sape – Labuan Bajo, Sape-Waikelo
Lintas penyeberangan antar Kabupaten :

1. Labuan Kananga – Bima (Kota Bima); Labuan Kananga-Moyo (Kab.Sumbawa);
2. Cempi (Kab. Dompu) – Waworada (Kab. Bima);
3. Waworada (Kab.Bima) – Sape (Kab.Bima); dan
4. Bima (Kota Bima) – Sape (Kab. Bima).

Kota Bima juga  dijadikan kawasan strategi bagi provinsi NTB sendiri , kawasan itu antara lain :

a. kawasan Teluk Bima dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan,
pariwisata dan fungsi transportasi;
b. kawasan Waworada-Sape dan sekitarnya yang meliputi wilayah administrasi
pemerintahan sebagian Kabupaten Bima (Kecamatan Sape, Lambu, Wawo
dan Langgudu) dengan sektor unggulan industri, pertanian, dan perikanan;
c. kawasan Ekosistem Gunung Tambora; dan
d. kawasan Ekosistem Pulau Sangiang.

Peran kota Bima sendiri sangat vital dalam skala nasional karena menurut RTRW yang ada dan sudah di tetapkan pemerintah kota Bima ini menjadi tempat basis militer , daerah uji coba persenjataan serta pentimpanan persenjataan nasional. Selain itu kota Bima sendiri dijadikan sebagai kawasan peruntukan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional


Permasalahan Kota Bima

Masalah Kota Bima

Setiap kota pasti mempunyai masalah tersendiri. Kali ini saya akan membahas masalah kota Bima yang ada di balik potensi kota Bima  yang sangat luar biasa. Melihat kondisi eksisting di kota tersebut dirasa masih menjadi masalah untuk permukiman karena di kelilingi bukit serta kontur tanah yang cenderung tidak rata.

Kontur tanah yang tidak rata juga menjadi masalah pada aspek transportasi karena aksesbilitas yang ada akan semakin berkurang untuk kota Bima tersebut. Jika aksesbilitas di kota Bima tidak bagus maka dampak yang terjadi adalah perputaran ekonomi di kota tersebut akan otomatis menjadi terhambat dan hal ini sudah menjadi masalah serius bagi Pemerintah Kota Bima.

Pemasukan kota Bima sendiri di dominasi dari sektor pariwisata karena kekayaan alam yang indah dan pantai yang begitu menawan. Tetapi masalah yang terjadi ialah banyak para wisatawan yang datang ke kota Bima tidak nyaman dengan sarana dan prasarana yang ada. Masalah ini sudah seharusnya di perhatikan oleh Pemerintah setempat agar citra kota Bima tetap terjaga dan bisa menjadi lebih baik.

Masalah yang lebih penting adalah masalah kemiskinan masyarakat kota Bima sendiri. Hal ini dikarenakan kualitas masyarakat kota Bima sendiri baik dalam segi pendidikan maupun pengalaman bekerja belum mampu bersaing di kancah nasional. Untuk menangani hal tersebut Pemerintah Kota Bima hingga tahun ini masih menerapkan sistem Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah di selenggarakan sejak 2014.

Kemiskinan di Kota Bima sendiri dikarenakan para pekerja disana tidak mempunyai pekerjaan yang tetap sehingga masyarakat di kota tersebut tidak mampu untuk membeli bahan pokok keluarga. Masalah budaya di kota ini juga masih sangat harus diperhatikan karena di kota tersebut mempunyai budaya jika perempuan tidak perlu bersekolah karena hanya mengurus rumah tangga. Pemikiran yang seperti ini sudah seharusnya di cerdaskan oleh Pemerintah Kota Bima dengan cara penyuluhan atau sosialisasi tiap RT.

Gambaran Potensi di Kota Bima



Gambaran Potensi

Kota Bima mempunyai potensi sumber daya alam yang didukung kondisi lahan dan iklim yang cocok untuk pengembangan pertanian. Potensi-potensi yang ada tersebut mendukung program-program yang dikembangkan di sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan guna menciptakan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi masyarakat. Komoditas Utama tanaman pangan kota Bima adalah Padi, Jagung dan kedelai. Namun seiring perkembangan waktu, perlu dicermati pula penggunaan lahan pertanian untuk pemukiman dan perumahan. Harus ada kebijakan untuk menetapkan Lahan Abadi Hijau untuk terus mendukung eksistensi pangan di kota Bima. 

Kota Bima juga memiliki potensi di sektor kehutanan. Meskipun saat ini kondisi kawasan hutan sebagian berada pada kondisi kritis.Keberadaan Hutan memegang peranan penting dalam menjaga ekosistim disamping sebagai penyangga kehidupan masyarakat. Letaknya yang berada di pinggir teluk Bima, menjadikan Kota Bima juga memiliki Potensi sektor perikanan dengan keberadaan wilayah pesisir laut yang dimiliki. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2008 mencapai 553,10 ton yang terdiri dari budidaya tambak 508,50 ton, kolam/keramba 43.000 ton. Produk perikana yang berasal dari penangkapan laut 1.053.10 ton dan perairan umum 11.60 ton. Selain produksi ikan, produksi kelautan lainnya adalah rumput laut dengan luas 5 ha dan produksi rumput laut basah 38,40 ton.

Di bidang perhubungan dan transportasi, Kota Bima memiliki posisi yang strategis dalam pergerakan manusia dan barang, baik yang berskala regional maupun nasional. Pelayanan transportasi darat dan laut melayani mobilitas antar pulau. Transportasi darat dengan angkutan Bus melayani route antar kota dalam propinsi dan antar propinsi dengan tujuan kota-kota besar di pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang dan Jakarta. Untuk pelayanan transportasi laut terdapat pelabuhan Bima yang dikelola oleh PT.Pelindo III Cabang Bima dengan route pelayaran antar pulau seperti Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. 

Sektor Industri mempunyai peranan penting dalam kegiatan prekonomian. Industri yang ada di Kota Bima merupakan industri kecil dengan jumlah unit usaha sebanyak 768 unit dan menyerap tenaga kerja 1.959 orang. Jumlah industri yang dirinci menurut jenis kerajinan adalah industri kayu sebanyak 228 unit, Logam/Logam mulia sebanyak 113 unit, kain tenun 31 unit, makanan 230 unit, dan lain-lain jenis usaha masyarakat sebanyak 166 unit. Sementara itu, jumlah industri Rumah Tangga sebanyak 768 unit dan jumlah tenaga kerja sebanyak 2.959 orang. 

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bima pada tahun 2008 dirancang sebesar Rp.337.135.292.538 dengan realisasi sebesar Rp.330.081.046.334 (97.91 %0. Komponen Dana Perimbangan memberikan sumbangan terbesar dalam struktur target pendapatan Daerah Kota Bima yaitu sebesar 92,61 % sementara dua komponen lainnya presentasenya relative kecil yaitu lain-lain pendapatan daerah yang sah 4,98 % dan pendapatan Asli Daerah 2,40 %.

Dari peluang dan potensi yang dipaparkan di atas yang paling berpeluang untuk dikembangkan kedepan adalah sektor Industri dan Jasa. Karena posisi strategis Kota Bima telah lama dijadikan kota transit bagi kaum pendatang dari tiga titik yaitu Bali di sebelah barat, NTT di sebelah timur dan Sulawesi di sebelah utara. Pemberdayan dan penguatan pengembangan Industri kecil menengah seperti makanan dan kerajinan perlu dioptimalkan disamping sektor lainnya seperti pariwisata, pertanian agro dan sektor-sektor lainnya.

Kabupaten Bima  memiliki potensi alam yang luar biasa, baik di darat maupun di laut. Di darat terdapat kandungan tambang berupa marmer, pasir  besi, emas, mangan dan gamping. Di samping itu, terdapat lahan pertanian yang cukup luas, baik lahan ber irigasi  maupun ladang yang cocok untuk perkebunan tanaman tahunan dan keras. Di laut memiliki berbagai macam biota laut seeprti ikan  yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Sensus Penduduk 2011, penduduk Kabupaten Bima  sebanyak 443.663 jiwa yang terdiri dari 220.981 jiwa (49,81 persen) laki-laki dan 222.682 jiwa (50,19 persen) perempuan dengan kepadatan penduduk sebanyak 101 jiwa/km².

         Potensi alam yang merupakan god’s endownment sangatlah mustahil masyarakat mengalami kesulitan meningkatkan pendapatan dan terjerat dalam perangkap kemiskinan. Kondisi ideal yang diharapkan dari persebaran penduduk antar wilayah adalah adanya penyebaran penduduk yang merata. Hal ini lebih menjamin kelancaran pelaksanaan pembangunan dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk menjamin perekonomian suatu wilayah.

 Secara  garis besar potensi beberapa sektor adalah :
  • Sektor pertambangan: marmer, pasir  besi, emas, mangan dan Bijih Besi
  • Sektor perikanan : budidaya air payau (tambak),mutiara, rumput laut dan ikan tangkap
  • Sektor pertanian :  kedelai, jagung, kacang tanah, bawang merah
  • Sektor peternakan: sapi, kuda, kerbau, kambing/domba
  • Sektor industri pengolahan : tepung, ikan,makanan, kerajinan
  • Sektor perdagangan : garam rakyat
  • Sektor perkebunan : kelapa, kopi, jambu mete, kemiri dan empon-empon.
  • Sektor pariwisata: Kawasan Wisata Teluk Bima, Kawasan Wisata kalaki, Kawasan Wisata Tambora, Kawasan Wisata Monta Selatan, Pulau Ular Kawasan Wisata Sape
  • Jenis wisata: alam, taman rekreasi, budaya, religius, bahari dam kesenian tradisional.

Kondisi Sarana dan Prasarana Kota Bima


Sarana dan Prasarana Kota Bima
 
Transportasi Darat
Transportasi di Kota Bima ditunjang oleh prasarana jalan: terminal dan pelabuhan laut. Panjang jalan raya sekitar 805,02 km terdiri dari : Jalan Negara (38,56 km), Jalan Propinsi (52,20 km), dan Jalan Kabupaten (174,26 km) yang sebagian besar merupakan jalan beraspal, dan sebagian lainnya jalan perkerasan batu dan jalan tanah. Fasilitas terminal sebanyak 3 buah, terdiri dari 1 buah terminal tipe B terletak di Kampung Dara yang merupakan terminal regional yang menghubungkan Kota Bima dengan kabupaten/kota lainnya, dan Terminal Tipe C yang terdapat di Kelurahan Kumbe yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Sape Kabupaten Bima dan di Desa Jati Baru yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Sarana angkutan darat dalam Kota Bima dilayani oleh bemo, benhur dan ojek.

Transportasi Laut
Sedangkan transportasi laut ditunjang oleh: 1 pelabuhan laut sebagai pintu gerbang utama masuknya penumpang, barang dan jasa. Pelabuhan Bima dibangun pada Tahun 1963, merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai Pelabuhan Feeder. Sehubungan dengan fungsinya yang strategis, pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudera sepanjang 142 m dan luas lantai 2.050 m² serta dermaga pelayaran rakyat sepanjang 50 m dengan lantai 500 m². kedalaman air Teluk Bima 12 m, lebar minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134 m dan luas lantai 750 m², open strorage 26.097 m², terminal penumpang 200 m, listrik dengan kekuatan 15 KVA dan 2 buah Bunker air bersih, masing-masing dengan volume 200 Ton. Pelabuhan laut Bima selain dapat disinggahi kapal-kapal besar seperti KM AWU, KM Tatamelau, KM Kelimutu, KFC Barito, dan KFC Serayu serta kapal-kapal perintis. Disamping itu juga menjadi pusat bongkar muat barang, ekspedisi dan pelayaran.

Pos dan Telekomunikasi
Jasa pelayanan pos dilakukan dengan menyediakan 1(satu) Kantor Pos Cabang Bima dan 2 (dua) Kantor Pos Pembantu yang ada di Bima dan di Raba. Untuk mempermudah penduduk yang menggunakan jasa pelayanan Pos, di seluruh bagian wilayah Kota Bima disebar Bis Surat. Sedangkan sistem jaringan telepon yang dilayani oleh PT Telkom melalui 1 kantor pusat, kantor pelayanan telepon, saranan telepon seluler dan internet, dapat dikatakan sudah cukup memadai. Hal ini dirasakan pada penyebaran telepon umum di seluruh kota baik berupa telepon umum koin maupun telepon umum kartu. Pelayanan jasa Interlokal maupun Internasional, di beberapa lokasi strategis di Kota Raba-Bima telah menerapkan sistem Sambungan Telepon Otomat (STO), non telepon seluler sehingga mempermudah hubungan langsung jarak jauh. Berdasarkan data yang ada tercatat jumlah telepon mencapai sekitar 861 unit, dengan jumlah pelayanan meliputi rumah tangga (3.859), bisnis (1.040), dan sosial (13).

Perbankan
Dunia perbankan cukup berkembang yang didukung oleh sejumlah Bank Pemerintah dan Swasta yaitu : Bank Negara Indonesia (BNI) 1 Kantor Cabang, Bank Rakyat Indonesia (BRI) 1 Kantor Cabang dan 2 Kantor Unit, Bank NTB 1 Kantor Cabang, Bank Danamon 1 Kantor Cabang, serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang meliputi : BPR LKP dan Bank Bias.

Listrik
Sumber penerangan listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah XI-Kantor Cabang Bima dengan sumber tenaga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Secara umum kondisi kelistrikan telah dapat melayani kebutuhan penduduk kota walaupun dengan daya yang masih terbatas. Produksi energi listrik mencapai 46.610.246 KWH dengan energi listrik yang disalurkan sebesar 45.032.712 KWH pada 17.266 KK pelanggan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, sejumlah toko dan hotel mempunyai pembangkit listrik Portable sendiri. Kondisi ini memberikan peluang yang cukup menjanjikan untuk investasi dibidang kelistrikan.

Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Bima baru memberikan andil sebesar 16,66 % dalam pembentukan PDRB. Fasilitas perdagangan terdiri atas pertokoan dan pasar umum. Lokasi pertokoan meliputi 2 kawasan perdagangan, yaitu di Kota Bima dan Raba. Kawasan pasar umum di seluruh Kota Raba-Bima tercatat 4 unit masing-masing di Kelurahan Kumbe, Rabangodu, Tanjung, dan Sarae. Sedangkan jumlah hotel dan restoran sebanyak 51 unit yang tersebar di 3 kecamatan kota. Dengan memperhatikan kondisi yang ada dalam mewujudkan Kota Bima sebagai kota Transit maka pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi perhatian utama.

Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Bima pada tahun 2005 adalah Sekolah Taman Kanak-kanak (STK) sebanyak 50 (lima puluh) unit, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 88 (delapan puluh delapan) unit ditambah Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 7 (tujuh) unit, Sekolah Menengah Pertama (SLTP) sebanyak 17 (tujuhbelas) unit ditambah Madrasah Tsanawiyah sebanyak 8 (delapan) unit, Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 14 (empatbelas) unit ditambah Madrasah Aliyah sebanyak 5 (lima) unit, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 6 (enam) unit serta Perguruan Tinggi sebanyak 5 (lima) unit. Untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sumberdaya manusia yang berkualitas, sebuah kota otonom penting memiliki Perguruan Tinggi Negeri yang berbasis kebutuhan lokal dengan orientasi global.

Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bima diantaranya adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah Sakit Umum (RSU), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik BKIA, Apotik, Toko Obat dan tenaga medis yang berpraktek swasta (Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan ini berperan sangat penting untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, untuk menciptakan suatu masyarakat yang mempraktekkan prilaku hidup bersih dan sehat lingkungan yang akan menunjang pada gerak laju pembangunan menuju Indonesia Sehat 2010. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota Bima. Sumber : Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bima diantaranya adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah Sakit Umum (RSU), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik BKIA, Apotik, Toko Obat dan tenaga medis yang berpraktek swasta (Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan ini berperan sangat penting untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, untuk menciptakan suatu masyarakat yang mempraktekkan prilaku hidup bersih dan sehat lingkungan yang akan menunjang pada gerak laju pembangunan menuju Indonesia Sehat 2010. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota Bima.
Secara historis Kota Bima merupakan pusat Kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan warisan kekayaan budaya yang dimiliki, Kota Bima dapat mengembangkan wisata budaya dengan kebudayaan Islam sebagai basisnya. Asi Mbojo (istana kesultanan), kuburan raja-raja dan para wali, permainan dan kesenian rakyat serta upacara keagamaan seperti perayaan maulud, U’a pua, dan prosesi pelantikan raja, dan lain-lain merupakan obyek dan event yang sangat menarik. Wisata alam dan bahari juga bisa dikembangkan. Kawasan pesisir dari Pantai Lawata sampai pintu gerbang Kota Bima bisa dikembangkan sebagai pusat perhotelan dan perdagangan souvenir. Taman Kota juga bisa diciptakan sebagai alternatif bagi wisatawan domestik.

Pariwisata
Pariwisata cukup potensial dikembangkan di wilayah ini terutama pariwisata alam meliputi Pantai Lawata, Pantai Ule, Pantai Kolo, Pulau Kambing; dan pariwisata budaya meliputi museum Asi Mbojo, kuburan Tolobali, bukit Danatraha (kompleks makam Kesultanan Bima), Benteng Asakota. Hal ini didukung pula oleh berbagai usaha jasa dan produk wisata yang cukup baik seperti usaha perhotelan, biro perjalanan wisata, dan souvenir berupa tenun ikat, songket, sarung dan lain-lain

Kondisi Kependudukan Kota Bima


TABEL

Jumlah Rumahtangga dan Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin, 2014





Kecamatan
Rumah-tangga
Jumlah Penduduk

Laki-laki
Perempuan
Jumlah

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)











1.
Rasanae Barat
8,505
16,745
17,398
34,143

2.
Mpunda
8,884
17,482
18,166
35,648

3.
Rasanae Timur
4,446
8,717
9,059
17,776

4.
Raba
9,534
18,746
19,477
38,223

5.
Asakota
7,651
15,011
15,599
30,610











Jumlah/
T o t a l

39,020
76,701
79,699
156,400

2 0 1 3

37,187
72,915
75,730
148,645

2 0 1 2

36,362
71,911
74,397
146,308

2 0 1 1

35,930
70,761
73,257
144,018

 2 0 1 0

35,606
70,009
72,570
142,579

Sumber
: Badan Pusat Statistik Kota Bima, 2014