Sarana dan Prasarana Kota Bima
Transportasi Darat
Transportasi di Kota Bima ditunjang oleh
prasarana jalan: terminal dan pelabuhan laut. Panjang jalan raya sekitar 805,02
km terdiri dari : Jalan Negara (38,56 km), Jalan Propinsi (52,20 km), dan
Jalan Kabupaten (174,26 km) yang sebagian besar merupakan jalan beraspal, dan
sebagian lainnya jalan perkerasan batu dan jalan tanah. Fasilitas terminal sebanyak
3 buah, terdiri dari 1 buah terminal tipe B terletak di Kampung Dara yang
merupakan terminal regional yang menghubungkan Kota Bima dengan kabupaten/kota
lainnya, dan Terminal Tipe C yang terdapat di Kelurahan Kumbe yaitu terminal
angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Sape Kabupaten Bima dan di Desa Jati
Baru yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Wera Kabupaten Bima.
Sarana angkutan darat dalam Kota Bima dilayani oleh bemo, benhur dan ojek.
Transportasi
Laut
Sedangkan transportasi laut ditunjang oleh: 1
pelabuhan laut sebagai pintu gerbang utama masuknya penumpang, barang dan jasa.
Pelabuhan Bima dibangun pada Tahun 1963, merupakan pelabuhan laut utama di
wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai Pelabuhan Feeder.
Sehubungan dengan fungsinya yang strategis, pelabuhan laut Bima memiliki
dermaga samudera sepanjang 142 m dan luas lantai 2.050 m² serta dermaga
pelayaran rakyat sepanjang 50 m dengan lantai 500 m². kedalaman air Teluk Bima
12 m, lebar minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134 m dan luas lantai 750
m², open strorage 26.097 m², terminal penumpang 200 m, listrik dengan kekuatan
15 KVA dan 2 buah Bunker air bersih, masing-masing dengan volume 200 Ton.
Pelabuhan laut Bima selain dapat disinggahi kapal-kapal besar seperti KM AWU,
KM Tatamelau, KM Kelimutu, KFC Barito, dan KFC Serayu serta kapal-kapal
perintis. Disamping itu juga menjadi pusat bongkar muat barang, ekspedisi dan
pelayaran.
Pos
dan Telekomunikasi
Jasa pelayanan pos dilakukan dengan
menyediakan 1(satu) Kantor Pos Cabang Bima dan 2 (dua) Kantor Pos Pembantu yang
ada di Bima dan di Raba. Untuk mempermudah penduduk yang menggunakan jasa
pelayanan Pos, di seluruh bagian wilayah Kota Bima disebar Bis Surat. Sedangkan
sistem jaringan telepon yang dilayani oleh PT Telkom melalui 1 kantor pusat,
kantor pelayanan telepon, saranan telepon seluler dan internet, dapat dikatakan
sudah cukup memadai. Hal ini dirasakan pada penyebaran telepon umum di seluruh
kota baik berupa telepon umum koin maupun telepon umum kartu. Pelayanan jasa
Interlokal maupun Internasional, di beberapa lokasi strategis di Kota Raba-Bima
telah menerapkan sistem Sambungan Telepon Otomat (STO), non telepon seluler
sehingga mempermudah hubungan langsung jarak jauh. Berdasarkan data yang ada
tercatat jumlah telepon mencapai sekitar 861 unit, dengan jumlah pelayanan
meliputi rumah tangga (3.859), bisnis (1.040), dan sosial (13).
Perbankan
Dunia perbankan cukup berkembang yang
didukung oleh sejumlah Bank Pemerintah dan Swasta yaitu : Bank Negara
Indonesia (BNI) 1 Kantor Cabang, Bank Rakyat Indonesia (BRI) 1 Kantor Cabang
dan 2 Kantor Unit, Bank NTB 1 Kantor Cabang, Bank Danamon 1 Kantor Cabang,
serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang meliputi : BPR LKP dan Bank Bias.
Listrik
Sumber penerangan listrik berasal dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN) wilayah XI-Kantor Cabang Bima dengan sumber tenaga
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Secara umum kondisi kelistrikan telah
dapat melayani kebutuhan penduduk kota walaupun dengan daya yang masih
terbatas. Produksi energi listrik mencapai 46.610.246 KWH dengan energi listrik
yang disalurkan sebesar 45.032.712 KWH pada 17.266 KK pelanggan. Untuk
mengatasi kekurangan tersebut, sejumlah toko dan hotel mempunyai pembangkit
listrik Portable sendiri. Kondisi ini memberikan peluang yang cukup menjanjikan
untuk investasi dibidang kelistrikan.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran di
Kota Bima baru memberikan andil sebesar 16,66 % dalam pembentukan PDRB.
Fasilitas perdagangan terdiri atas pertokoan dan pasar umum. Lokasi pertokoan
meliputi 2 kawasan perdagangan, yaitu di Kota Bima dan Raba. Kawasan pasar umum
di seluruh Kota Raba-Bima tercatat 4 unit masing-masing di Kelurahan Kumbe,
Rabangodu, Tanjung, dan Sarae. Sedangkan jumlah hotel dan restoran sebanyak 51
unit yang tersebar di 3 kecamatan kota. Dengan memperhatikan kondisi yang ada
dalam mewujudkan Kota Bima sebagai kota Transit maka pengembangan sektor
perdagangan, hotel dan restoran menjadi perhatian utama.
Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota
Bima pada tahun 2005 adalah Sekolah Taman Kanak-kanak (STK) sebanyak 50 (lima
puluh) unit, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 88 (delapan puluh delapan) unit
ditambah Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 7 (tujuh) unit, Sekolah Menengah Pertama
(SLTP) sebanyak 17 (tujuhbelas) unit ditambah Madrasah Tsanawiyah sebanyak 8
(delapan) unit, Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 14 (empatbelas) unit
ditambah Madrasah Aliyah sebanyak 5 (lima) unit, Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) sebanyak 6 (enam) unit serta Perguruan Tinggi sebanyak 5 (lima) unit.
Untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sumberdaya
manusia yang berkualitas, sebuah kota otonom penting memiliki Perguruan Tinggi
Negeri yang berbasis kebutuhan lokal dengan orientasi global.
Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bima
diantaranya adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah Sakit Umum (RSU), Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Klinik BKIA, Apotik, Toko Obat dan tenaga medis yang
berpraktek swasta (Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan ini berperan sangat
penting untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, untuk menciptakan suatu
masyarakat yang mempraktekkan prilaku hidup bersih dan sehat lingkungan yang
akan menunjang pada gerak laju pembangunan menuju Indonesia Sehat 2010. Dengan
adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota Bima. Sumber : Fasilitas
kesehatan yang ada di Kota Bima diantaranya adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah
Sakit Umum (RSU), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik BKIA, Apotik, Toko Obat
dan tenaga medis yang berpraktek swasta (Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan
ini berperan sangat penting untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat,
untuk menciptakan suatu masyarakat yang mempraktekkan prilaku hidup bersih dan
sehat lingkungan yang akan menunjang pada gerak laju pembangunan menuju
Indonesia Sehat 2010. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota
Bima.
Secara historis Kota Bima merupakan pusat
Kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan warisan kekayaan budaya yang dimiliki,
Kota Bima dapat mengembangkan wisata budaya dengan kebudayaan Islam sebagai
basisnya. Asi Mbojo (istana kesultanan), kuburan raja-raja dan para wali,
permainan dan kesenian rakyat serta upacara keagamaan seperti perayaan maulud,
U’a pua, dan prosesi pelantikan raja, dan lain-lain merupakan obyek dan event
yang sangat menarik. Wisata alam dan bahari juga bisa dikembangkan. Kawasan
pesisir dari Pantai Lawata sampai pintu gerbang Kota Bima bisa dikembangkan
sebagai pusat perhotelan dan perdagangan souvenir. Taman Kota juga bisa
diciptakan sebagai alternatif bagi wisatawan domestik.
Pariwisata cukup potensial dikembangkan di
wilayah ini terutama pariwisata alam meliputi Pantai Lawata, Pantai Ule, Pantai
Kolo, Pulau Kambing; dan pariwisata budaya meliputi museum Asi Mbojo, kuburan
Tolobali, bukit Danatraha (kompleks makam Kesultanan Bima), Benteng Asakota.
Hal ini didukung pula oleh berbagai usaha jasa dan produk wisata yang cukup
baik seperti usaha perhotelan, biro perjalanan wisata, dan souvenir berupa
tenun ikat, songket, sarung dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar