SOSIAL DAN EKONOMI
Dari tahun ke tahun, perekonomian Kota Bima
terus bertambah.
Berdasarkan hasil perhitungan PDRB atas dasar
harga konstan, pertumbuhan ekonomi Kota Bima pada tahun 2009/2010 adalah
sebesar 6,38%.Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bima pada tahun 2010
adalah sebanyak Rp. 9.763.181.200,-. Kota Bima memiliki 4 sektor
unggulan, yaitu pertanian, pertambangan, perikanan, dan pariwisata.
Jenis mata pencarian penduduk Kota Bima
beragam, dengan persentase terbesar adalah pada bidang jasa, kemasyarakatan dan
lainnya, yaitu 28%. Untuk penguatan ekonomi kemasyarakatan, Pemerintah Kota
Bima menyusun program-program berikut:
- Pemberian bantuan dana bergulir bagi pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM);
- Bantuan mesin dan peralatan untuk peningkatan teknologi Industri Kecil Menengah (IKM);
- Bantuan sarana pemasaran pedagang kecil dan kaki lima;
- Gelar even pasar murah dan pasar Ramadhan;
- Himbauan penggunaan pakaian dinas berbahan tenun khas daerah;
- Pembangunan hutan kemasyarakatan dan kebun bibit rakyat; serta
- Perlindungan dan pengelolaan mata air, pencanangan program kali bersih dan penetapan lokasi lahan abadi.
Berkaitan dengan pengelolaan mata air,
Pemerintah Kota Bima giat mengeksplorasi keberadaan mata air dengan debit
besar, untuk memenuhi kebutuhan air, baik untuk pertanian, maupun air bersih
untuk MCK.
Baru-baru ini Pemerintah Kota Bima telah
berhasil mengalirkan air dari mata air di Mada Masa wilayah Kecamatan Rasanae
Timur, untuk pemenuhan kebutuhan air bersih warga setempat.
KONDISI SOSIAL
Komposisi penduduk menurut lapangan pekerjaan
di Kota Bima pada tahun 2011 didominasi oleh 5 (lima) sektor lapangan
pekerjaan. Penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan adalah yang
paling besar yaitu 32,35 %. Posisi kedua pada sektor perdagangan, hotel dan
restoran yaitu 22,27%. Sektor lain yang juga besar adalah industri pengolahan
yaitu 14,65 %, pertanian sebesar 13,71 % dan pengangkutan, penggudangan dan
komunikasi sebesar 7,72 %. Sementara penduduk yang bekerja di sektor lainnya
masih sangat kecil dengan prosentase di bawah 5 %.
Tabel 1. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke
Atas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin Tahun
2011
Sektor
|
2009
|
2010
|
2011
|
1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan
Perikanan
|
17,41
|
10,01
|
13,71
|
2. Pertambangan dan Penggalian
|
1,77
|
2,87
|
2,32
|
3. Industri Pengolahan
|
11,87
|
17,43
|
14,65
|
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
5. B a n g u n a n
|
8,26
|
1,07
|
4,67
|
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
|
14,56
|
29,97
|
22,27
|
7. Pengangkutan, Penggudangan dan
Komunikasi
|
14,87
|
0,57
|
7,72
|
8. Keuangan, Asuransi,
Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan
|
1,86
|
2,75
|
2,33
|
9. Jasa Kemasyarakatan
|
29,40
|
35,29
|
32,35
|
Sumber : BPS Kota Bima, 2011
Tabel 2. Perkembangan Persentase Jumlah
Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Berdasarkan Sektor di Kota Bima Tahun 2009
- 2011
No
|
Sektor
|
2009
|
2010
|
2011
|
1
|
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan
Perikanan
|
16,45
|
13,48
|
13,71
|
2
|
Pertambangan dan Penggalian
|
1,63
|
1,70
|
2,32
|
3
|
Industri Pengolahan
|
10,93
|
15,55
|
14,65
|
4
|
Listrik, Gas dan Air Bersih
|
0,89
|
0,59
|
0,00
|
5
|
B a n g u n a n
|
3,6
|
4,17
|
4,67
|
6
|
Perdagangan, Hotel dan Restoran
|
23,09
|
24,63
|
22,27
|
7
|
Pengangkutan, Penggudangan dan Komunikasi
|
13,57
|
12,21
|
7,72
|
8
|
Keuangan, Asuransi,
Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan
|
0,37
|
1,39
|
2,33
|
9
|
Jasa Kemasyarakatan
|
29,47
|
26,31
|
32,35
|
Sumber : BPS Kota Bima, 2011
Dilihat dari perkembangan selama tahun
2009 – 2011, ada lima sektor yang menjadi mata pencaharian penduduk terbesar,
meskipun terjadi fluktuasi jumlah penduduk yang bekerja menurut masing-masing
sektor.
Kesejahteraan Sosial
Tingkat kemiskinan yang dicapai oleh suatu
masyarakat, seringkali dipakai sebagai indikator kualitas kesejahteraan
manusia, di mana semakin rendah tingkat rata-rata kemisikinan yang dapat
dicapai, semakin tinggi pula kualitas tingkat kesejahteraan yang dimiliki oleh
suatu masyarakat itu.
Angka kemiskinan dipakai sebagai indikator
karena merupakan salah satu penghambat dalam pembangunan daerah. Oleh karena
itu masalah kemiskinan harus mendapat prioritas penanganan bagi pemerintah
daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan
pembangunan ekonomi daerah.
Dari data tahun 2011, menurut konsep BKKBN,
di Kota Bima sebanyak 8.728 KK (27,63 %) tergolong keluarga pra sejahtera,
keluarga sejahtera I sebanyak 6.573 KK (20,81 %), keluarga sejahtera II
sebanyak 5.739 KK (18,17%), keluarga sejahtera III sebanyak 10.062 KK (31,85%),
dan keluarga sejahtera III+ sebanyak 487 KK (1,54%).
Tabel 3. Jumlah Pra Sejahtera dan Sejahtera
Menurut Kecamatan di Kota Bima Tahun 2010
Kecamatan
|
Jumlah KK
Terdata
|
Keluarga Pra Sejahtera
|
Keluarga Sejahtera I
|
Keluarga Sejahtera II
|
Keluarga Sejahtera III
|
Keluarga Sejahtera III +
|
|||||
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
||
1. Rasanae Barat
|
6.895
|
2.010
|
29,15
|
1.209
|
17,53
|
1.301
|
18,87
|
2.295
|
33,28
|
80
|
1,16
|
2. Mpunda
|
5.761
|
1.036
|
17,98
|
1.029
|
17,86
|
1.025
|
17,79
|
2.476
|
42,98
|
195
|
3,38
|
3. Rasanae Timur
|
4.271
|
1.018
|
23,84
|
1.210
|
28,33
|
575
|
13,46
|
1.443
|
33,79
|
25
|
0,59
|
4. Raba
|
8.817
|
2.294
|
26,02
|
2.019
|
22,90
|
1.825
|
20,70
|
2.504
|
28,40
|
175
|
1,98
|
5. Asakota
|
5.845
|
2.370
|
40,55
|
1.106
|
18,92
|
1.013
|
17,33
|
1.344
|
22,99
|
12
|
0,21
|
J u m l a h
|
31.589
|
8.728
|
27,63
|
6.573
|
20,81
|
5.739
|
18,17
|
10.062
|
31,85
|
487
|
1,54
|
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana Kota Bima, 2011
Data menunjukkan bahwa kelompok keluarga sejahtera
III merupakan bagian terbesar pada setiap kecamatan, kecuali di Kecamatan
Asakota dimana jumlah keluarga prasejahtera di kecamatan ini masih memberikan
presentase tertinggi.
KONDISI EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi Kota Bima yang
dicerminkan dengan pertumbuhan PDRB selama periode tahun 2009-2011 menunjukkan
adanya pertumbuhan yang positif setiap tahun. Hal ini dapat dilihat dari
cukup tingginya pertumbuhan ekonomi setiap tahun. Namun pada tahun 2011,
pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB mengalami sedikit
perlambatan, meskipun masih berada pada pertumbuhan positif. Pada tahun
2009 PDRB tumbuh sebesar 6,38 persen; melambat menjadi 5,77 persen pada tahun
2010; dan pada tahun 2011 sedikit mengalami perlambatan kembali menjadi 5,31
persen. Kondisi tersebut merupakan dampak krisis ekonomi global yang
berpengaruh terhadap perlambatan pertumbuhan perekonomian nasional secara
keselurahan, termasuk perekonomian Kota Bima. Gambaran mengenai
pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor PDRB (lapangan usaha) dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4. Laju
Pertumbuhan PDRB Kota Bima Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2009– 2011
Sektor
|
2008 (%)
|
2009 (%)
|
2010 (%)
|
Rata-rata (%)
|
1. Pertanian
|
3,68
|
1,82
|
3,96
|
3,15
|
2. Pertambangan dan
Penggalian
|
4,33
|
5,71
|
6,23
|
5,42
|
3. Industri Pengolahan
|
3,90
|
4,16
|
5,16
|
4,41
|
4. Listrik, Gas & Air
Bersih
|
3,82
|
11,49
|
5,68
|
7,00
|
5. Bangunan
|
6,97
|
8,31
|
7,88
|
7,72
|
6. Perdagangan, Hotel &
Restoran
|
6,10
|
7,30
|
7,32
|
6,91
|
7. Angkutan & Komunikasi
|
5,85
|
6,25
|
5,00
|
5,70
|
8. Bank, Jasa Persewaan
& Jasa Perusahaan
|
7,68
|
7,60
|
6,17
|
7,15
|
9. Jasa-jasa
|
9,20
|
6,43
|
4,23
|
6,62
|
PDRB
|
6,38
|
5,77
|
4,32
|
5,49
|
Sumber : BPS Kota Bima, 2011
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa
semua sektor lapangan usaha menunjukkan pertumbuhan positif. Sektor
Pertanian yang merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan
tempat menggantungkan hidup sebagian besar penduduk di Kota Bima mencapai
pertumbuhan sebesar 3,96 persen. Angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 1,82 persen di tahun
2010. Faktor dominan yang mempengaruhi percepatan pertumbuhan sektor
pertanian tahun 2011 adalah pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan
sebesar 3,58 persen padahal tahun sebelumnya hanya mencapai pertumbuhan 1,02
persen. Komoditi yang menyebabkan percepatan pertumbuhan tersebut terutama padi
yang mempunyai share cukup besar . Demikian juga sub sektor peternakan
dan hasil-hasilnya juga memperlihatkan percepatan pertumbuhan dari 5,57 persen
pada tahun 2010 menjadi 6,27 persen pada tahun 2011.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran;
serta sektor bangunan pada tahun 2011 mengalami percepatan dibandingkan
tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 7,32 persen dan 7,88
persen. Sedangkan kelompok sektor jasa-jasa yang mempunyai peranan paling
dominan terhadap PDRB Kota Bima tahun 2011 memperlihatkan pertumbuhan yang
melambat. Sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 4,23 persen yang dipengaruhi
oleh pertumbuhan di sub sektor pemerintahan umum sebesar 4,07 persen.
Pertumbuhan di sektor ini agak lebih lambat dibandingkan tahun 2010 dan berada
di bawah pertumbuhan rata-rata atau pertumbuhan PDRB. Hal ini dipengaruhi
adanya kebijakan moratorium pegawai negeri oleh pemerintah.
Sektor Industri yang didominasi oleh usaha
kecil dan mikro di Kota Bima selama tiga tahun terakhir tampak stagnan.
Hal ini diperlihatkan oleh tingkat pertumbuhan yang hampir sama setiap tahun,
yaitu 3,90 persen pada tahun 2009, 4,16 persen pada tahun 2010, dan sedikit
mengalami percepatan sebesar 5,16 persen pada tahun 2011. Sektor industri
yang banyak menampung sektor informal ini perlu mendapat perhatian lebih serius
mengingat sektor ini terbukti mempunyai ketahanan terhadap krisis ekonomi dan
sektor yang dapat diandalkan untuk menyerap tenaga kerja.
Mata
Pencaharian Penduduk Kota Bima didominasi oleh penduduk dengan mata pencaharian
jasa kemasyarakatan yaitu 27,95 %, perdagangan Hotel dan Restaurant 23,34 %,
pertanian 15,87 % dan pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 14,15 %.
Kota Bima Mengalami Deflasi Sebesar 0,12
Persen di Bulan April 2016
Abstraksi
Kota Banjarmasin sebesar 0,04 persen.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 1,79 persen dan inflasi terendah
terjadi di Kota Singaraja yaitu sebesar 0,06 persen.
Deflasi di Kota Bima dipengaruhi oleh penurunan indeks pada tiga kelompok, yaitu kelompok bahan makanan deflasi 0,16 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar deflasi sebesar 0,16 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangandeflasi 0,98 persen.
Kelompok yang mengalami inflasi pada bulan April 2016 adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,50 persen, kelompok sandang sebesar 0,03 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,32 persen,dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga inflasi 0,02 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari-April 2016) sebesar 1,41 persen dan laju inflasi “year on year” (April 2016 terhadap April 2015) sebesar 4,92 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah TOMAT SAYUR 0,1458 persen, BAWANG MERAH 0,0835 persen, SELAR/TUDE 0,0790 persen, SOTO 0,0579 persen, SALAK 0,0541 persen, TONGKOL/AMBU-AMBU 0,0448 persen, KELAPA 0,0371 persen, BAWANG PUTIH 0,0369 persen, APEL 0,0277 persen, MIE KERING INSTANT 0,0237 persen, dan JERUK sebesar 0,0199 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah BERAS 0,2503 persen, BENSIN 0,1650 persen, BANDENG/BOLU 0,1243 persen, DAGING AYAM RAS 0,0762 persen, CUMI-CUMI 0,0679 persen, TARIP LISTRIK 0,0374 persen, TERI 0,0307 persen, UDANG BASAH 0,0294 persen, CABAI MERAH 0,0289 persen, ASAM 0,0188 persen, TELUR AYAM RAS 0,0108 persen, DAUN SINGKONG 0,0078 persen, BARONANG 0,0077 persen, dan KENTANG 0,0060 persen.
Sedangkan untuk tingkat nasional mengalami deflasi sebesar 0,45 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,19. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April 2016) sebesar 0,16 persen dan dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015) sebesar 3,60 persen.
Deflasi di Kota Bima dipengaruhi oleh penurunan indeks pada tiga kelompok, yaitu kelompok bahan makanan deflasi 0,16 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar deflasi sebesar 0,16 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangandeflasi 0,98 persen.
Kelompok yang mengalami inflasi pada bulan April 2016 adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,50 persen, kelompok sandang sebesar 0,03 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,32 persen,dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga inflasi 0,02 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari-April 2016) sebesar 1,41 persen dan laju inflasi “year on year” (April 2016 terhadap April 2015) sebesar 4,92 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah TOMAT SAYUR 0,1458 persen, BAWANG MERAH 0,0835 persen, SELAR/TUDE 0,0790 persen, SOTO 0,0579 persen, SALAK 0,0541 persen, TONGKOL/AMBU-AMBU 0,0448 persen, KELAPA 0,0371 persen, BAWANG PUTIH 0,0369 persen, APEL 0,0277 persen, MIE KERING INSTANT 0,0237 persen, dan JERUK sebesar 0,0199 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah BERAS 0,2503 persen, BENSIN 0,1650 persen, BANDENG/BOLU 0,1243 persen, DAGING AYAM RAS 0,0762 persen, CUMI-CUMI 0,0679 persen, TARIP LISTRIK 0,0374 persen, TERI 0,0307 persen, UDANG BASAH 0,0294 persen, CABAI MERAH 0,0289 persen, ASAM 0,0188 persen, TELUR AYAM RAS 0,0108 persen, DAUN SINGKONG 0,0078 persen, BARONANG 0,0077 persen, dan KENTANG 0,0060 persen.
Sedangkan untuk tingkat nasional mengalami deflasi sebesar 0,45 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,19. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April 2016) sebesar 0,16 persen dan dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015) sebesar 3,60 persen.
Graton Hotel Casino & Spa - Mapyro
BalasHapusWelcome to Graton Hotel Casino & Spa, with a stay at Graton Hotel Casino & Spa, in Las Vegas (NV). 시흥 출장샵 The 서산 출장안마 property is located 안성 출장마사지 just 하남 출장안마 minutes from McCarran International Airport 춘천 출장마사지 (