Senin, 23 Mei 2016

Gambaran Potensi di Kota Bima



Gambaran Potensi

Kota Bima mempunyai potensi sumber daya alam yang didukung kondisi lahan dan iklim yang cocok untuk pengembangan pertanian. Potensi-potensi yang ada tersebut mendukung program-program yang dikembangkan di sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan guna menciptakan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi masyarakat. Komoditas Utama tanaman pangan kota Bima adalah Padi, Jagung dan kedelai. Namun seiring perkembangan waktu, perlu dicermati pula penggunaan lahan pertanian untuk pemukiman dan perumahan. Harus ada kebijakan untuk menetapkan Lahan Abadi Hijau untuk terus mendukung eksistensi pangan di kota Bima. 

Kota Bima juga memiliki potensi di sektor kehutanan. Meskipun saat ini kondisi kawasan hutan sebagian berada pada kondisi kritis.Keberadaan Hutan memegang peranan penting dalam menjaga ekosistim disamping sebagai penyangga kehidupan masyarakat. Letaknya yang berada di pinggir teluk Bima, menjadikan Kota Bima juga memiliki Potensi sektor perikanan dengan keberadaan wilayah pesisir laut yang dimiliki. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2008 mencapai 553,10 ton yang terdiri dari budidaya tambak 508,50 ton, kolam/keramba 43.000 ton. Produk perikana yang berasal dari penangkapan laut 1.053.10 ton dan perairan umum 11.60 ton. Selain produksi ikan, produksi kelautan lainnya adalah rumput laut dengan luas 5 ha dan produksi rumput laut basah 38,40 ton.

Di bidang perhubungan dan transportasi, Kota Bima memiliki posisi yang strategis dalam pergerakan manusia dan barang, baik yang berskala regional maupun nasional. Pelayanan transportasi darat dan laut melayani mobilitas antar pulau. Transportasi darat dengan angkutan Bus melayani route antar kota dalam propinsi dan antar propinsi dengan tujuan kota-kota besar di pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang dan Jakarta. Untuk pelayanan transportasi laut terdapat pelabuhan Bima yang dikelola oleh PT.Pelindo III Cabang Bima dengan route pelayaran antar pulau seperti Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. 

Sektor Industri mempunyai peranan penting dalam kegiatan prekonomian. Industri yang ada di Kota Bima merupakan industri kecil dengan jumlah unit usaha sebanyak 768 unit dan menyerap tenaga kerja 1.959 orang. Jumlah industri yang dirinci menurut jenis kerajinan adalah industri kayu sebanyak 228 unit, Logam/Logam mulia sebanyak 113 unit, kain tenun 31 unit, makanan 230 unit, dan lain-lain jenis usaha masyarakat sebanyak 166 unit. Sementara itu, jumlah industri Rumah Tangga sebanyak 768 unit dan jumlah tenaga kerja sebanyak 2.959 orang. 

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bima pada tahun 2008 dirancang sebesar Rp.337.135.292.538 dengan realisasi sebesar Rp.330.081.046.334 (97.91 %0. Komponen Dana Perimbangan memberikan sumbangan terbesar dalam struktur target pendapatan Daerah Kota Bima yaitu sebesar 92,61 % sementara dua komponen lainnya presentasenya relative kecil yaitu lain-lain pendapatan daerah yang sah 4,98 % dan pendapatan Asli Daerah 2,40 %.

Dari peluang dan potensi yang dipaparkan di atas yang paling berpeluang untuk dikembangkan kedepan adalah sektor Industri dan Jasa. Karena posisi strategis Kota Bima telah lama dijadikan kota transit bagi kaum pendatang dari tiga titik yaitu Bali di sebelah barat, NTT di sebelah timur dan Sulawesi di sebelah utara. Pemberdayan dan penguatan pengembangan Industri kecil menengah seperti makanan dan kerajinan perlu dioptimalkan disamping sektor lainnya seperti pariwisata, pertanian agro dan sektor-sektor lainnya.

Kabupaten Bima  memiliki potensi alam yang luar biasa, baik di darat maupun di laut. Di darat terdapat kandungan tambang berupa marmer, pasir  besi, emas, mangan dan gamping. Di samping itu, terdapat lahan pertanian yang cukup luas, baik lahan ber irigasi  maupun ladang yang cocok untuk perkebunan tanaman tahunan dan keras. Di laut memiliki berbagai macam biota laut seeprti ikan  yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Sensus Penduduk 2011, penduduk Kabupaten Bima  sebanyak 443.663 jiwa yang terdiri dari 220.981 jiwa (49,81 persen) laki-laki dan 222.682 jiwa (50,19 persen) perempuan dengan kepadatan penduduk sebanyak 101 jiwa/km².

         Potensi alam yang merupakan god’s endownment sangatlah mustahil masyarakat mengalami kesulitan meningkatkan pendapatan dan terjerat dalam perangkap kemiskinan. Kondisi ideal yang diharapkan dari persebaran penduduk antar wilayah adalah adanya penyebaran penduduk yang merata. Hal ini lebih menjamin kelancaran pelaksanaan pembangunan dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk menjamin perekonomian suatu wilayah.

 Secara  garis besar potensi beberapa sektor adalah :
  • Sektor pertambangan: marmer, pasir  besi, emas, mangan dan Bijih Besi
  • Sektor perikanan : budidaya air payau (tambak),mutiara, rumput laut dan ikan tangkap
  • Sektor pertanian :  kedelai, jagung, kacang tanah, bawang merah
  • Sektor peternakan: sapi, kuda, kerbau, kambing/domba
  • Sektor industri pengolahan : tepung, ikan,makanan, kerajinan
  • Sektor perdagangan : garam rakyat
  • Sektor perkebunan : kelapa, kopi, jambu mete, kemiri dan empon-empon.
  • Sektor pariwisata: Kawasan Wisata Teluk Bima, Kawasan Wisata kalaki, Kawasan Wisata Tambora, Kawasan Wisata Monta Selatan, Pulau Ular Kawasan Wisata Sape
  • Jenis wisata: alam, taman rekreasi, budaya, religius, bahari dam kesenian tradisional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar